Site icon profilin

Donald Trump: Kontroversi dan Warisan di Dunia Politik

profilin.org – Donald John Trump, lahir pada 14 Juni 1946, adalah seorang pengusaha, tokoh media, dan politisi yang menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat. Sejak awal kariernya, Trump telah menjadi sosok yang memicu perdebatan dan kontroversi, baik dalam dunia bisnis maupun politik. Artikel ini akan membahas perjalanan hidupnya, kebijakan yang diambil selama masa jabatannya, serta dampak dan warisan yang ditinggalkannya.

Baca Juga: Hidup Sederhana Hakim Eman Sulaeman Penyelamat Pegi

Awal Kehidupan dan Karier Bisnis

Donald Trump lahir di Queens, New York, dari pasangan Fred dan Mary Trump. Ia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Trump melanjutkan pendidikannya di Universitas Fordham sebelum akhirnya pindah ke Wharton School di Universitas Pennsylvania, di mana ia mendapatkan gelar Bachelor of Science dalam bidang ekonomi.

Setelah lulus, Trump bergabung dengan perusahaan ayahnya, Elizabeth Trump & Son, yang bergerak di bidang real estat. Pada tahun 1971, ia mengambil alih kepemimpinan perusahaan tersebut dan mengubah namanya menjadi The Trump Organization. Dalam dekade berikutnya, Trump berhasil memperluas bisnisnya dengan membangun dan mengembangkan berbagai proyek properti, termasuk gedung pencakar langit, kasino, dan lapangan golf.

Keberhasilan bisnisnya membuat Trump menjadi nama besar di industri real estat. Ia juga menjadi tokoh media yang dikenal luas, terutama setelah meluncurkan acara reality show “The Apprentice” pada tahun 2004. Program ini tidak hanya meningkatkan popularitasnya, tetapi juga menambah kekayaannya secara signifikan.

Baca Juga: Selebgram Asal Medan Meninggal usai Sedot Lemak

Masuk ke Dunia Politik

Donald Trump mulai terlibat dalam politik pada tahun 2000 ketika ia mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Reformasi. Meskipun ia tidak berhasil mendapatkan nominasi, langkah tersebut menandai minat awalnya dalam dunia politik. Namun, Trump baru benar-benar terjun ke politik pada tahun 2015, ketika ia mengumumkan pencalonan presiden dari Partai Republik.

Pencalonan Trump disambut dengan banyak kontroversi. Ia dikenal dengan pernyataannya yang provokatif dan sering kali dianggap rasis, xenofobia, dan seksis. Namun, pendekatan ini ternyata berhasil menarik perhatian banyak pemilih yang merasa kecewa dengan politik tradisional. Dalam pemilihan presiden 2016, Trump berhasil mengalahkan kandidat Demokrat, Hillary Clinton, dalam pemilu yang penuh ketegangan dan kontroversi.

Baca Juga: Apa itu WPC dan Manfaat Penggunaanya

Masa Jabatan sebagai Presiden

Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2017. Selama masa jabatannya, ia melaksanakan sejumlah kebijakan yang mengubah wajah politik dan ekonomi AS. Beberapa kebijakan utamanya termasuk:

Kebijakan Ekonomi

Trump menerapkan kebijakan ekonomi yang dikenal sebagai “America First.” Ia berfokus pada pengurangan pajak, deregulasi, dan peningkatan produksi dalam negeri. Salah satu langkah pertama yang diambilnya adalah menandatangani Tax Cuts and Jobs Act pada Desember 2017, yang mengurangi pajak penghasilan bagi individu dan perusahaan. Kebijakan ini awalnya diklaim telah merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Namun, kritik muncul terhadap kebijakan ini karena dampaknya terhadap defisit anggaran dan ketidaksetaraan pendapatan. Sementara sebagian orang mendapat manfaat dari pengurangan pajak, banyak kalangan menengah ke bawah merasa terabaikan.

Kebijakan Luar Negeri

Di bidang luar negeri, Trump mengadopsi pendekatan yang lebih konfrontatif. Ia menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan kesepakatan nuklir Iran. Trump juga menekankan pentingnya hubungan dagang yang adil, yang mengarah pada perjanjian perdagangan baru dengan Kanada dan Meksiko (USMCA) dan perang dagang dengan China.

Kebijakan luar negeri Trump juga ditandai dengan pendekatan “America First,” di mana ia lebih mengutamakan kepentingan nasional Amerika di atas komitmen internasional. Hal ini memicu reaksi beragam dari sekutu dan negara lain, yang melihatnya sebagai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS.

Kontroversi dan Skandal

Masa jabatan Trump tidak lepas dari kontroversi. Ia menghadapi kritik tajam dari lawan politik, media, dan bahkan beberapa anggota Partai Republik. Isu-isu seperti pengelolaan pandemi COVID-19, respons terhadap protes Black Lives Matter, serta tuduhan tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 menjadi sorotan utama.

Salah satu momen paling kontroversial dalam kepresidenannya adalah pemakzulannya. Pada Desember 2019, Trump dipecat oleh DPR karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres. Ia menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang dimakzulkan, meskipun akhirnya dibebaskan oleh Senat.

Baca Juga: MAZDA: Produsen Otomotif Asal Jepang Memiliki Inovasi Menarik

Pemilihan Presiden 2020 dan Akhir Masa Jabatan

Pada tahun 2020, Trump mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua melawan calon Demokrat, Joe Biden. Pemilihan ini berlangsung di tengah pandemi COVID-19, yang mempengaruhi cara pemilih memberikan suara. Trump menghadapi kritik atas penanganan pandeminya, dan banyak orang beralih mendukung Biden sebagai alternatif.

Setelah hasil pemilu diumumkan, Trump menolak untuk mengakui kekalahannya dan mengklaim adanya kecurangan pemilu yang luas, meskipun tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Ketidakpuasan Trump terhadap hasil pemilu memuncak pada serangan di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 oleh pendukungnya, yang berusaha membatalkan hasil pemilu.

Setelah insiden tersebut, Trump menghadapi pemakzulan kedua dari DPR, tetapi sekali lagi dibebaskan oleh Senat. Masa jabatannya berakhir pada 20 Januari 2021, ketika Joe Biden dilantik sebagai presiden baru.

Warisan dan Pengaruh

Donald Trump meninggalkan warisan yang kompleks dan kontroversial. Ia telah mengubah wajah politik AS dengan pendekatan populisnya, menarik perhatian banyak orang yang merasa terpinggirkan oleh politik konvensional. Dukungan untuk Trump tetap kuat di kalangan banyak pemilih Partai Republik, yang melihatnya sebagai suara yang memperjuangkan kepentingan mereka.

Namun, kritik terhadap Trump juga sangat kuat. Banyak yang merasa bahwa kepemimpinannya telah memperburuk perpecahan politik di AS dan mengikis norma-norma demokrasi. Pendukungnya, di sisi lain, melihatnya sebagai pemimpin yang berani dan tanpa kompromi.

Kesimpulan

Donald Trump adalah sosok yang tak dapat diabaikan dalam sejarah politik Amerika. Dari perjalanan bisnisnya yang sukses hingga menjadi presiden, setiap langkahnya selalu menjadi sorotan. Kontroversi dan kebijakan yang diambilnya telah meninggalkan dampak yang mendalam, dan warisannya akan terus dibahas dalam dekade-dekade mendatang.

Sebagai seorang politisi, Trump berhasil memobilisasi segmen-segmen pemilih yang sebelumnya diabaikan, sekaligus menciptakan perdebatan yang tidak hanya berkaitan dengan kebijakan, tetapi juga nilai-nilai yang mendasari masyarakat Amerika. Meskipun kepemimpinannya telah berakhir, pengaruhnya dalam politik dan masyarakat tetap terasa, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dan kontroversial di abad ke-21.

Exit mobile version